Kamis, 12 Februari 2009

Berjudi mimpi dengan "nyaleg"


Disetiap sudut kota sampe pelosok desa akhir-akhir ini berderet gambar-gambar para caleg. Ada yang dengan bergaya ada juga yang difoto dalam posisi tegang, bloon bahkan adapula bergaya mirip foto narapidana. Kesemuanya itu adalah jalan pintas masyarakat yang ingin secara instan dikenal oleh banyak orang. Efektifkah cara ini? tentu jawabnya bisa "ya" bisa "tidak". Mereka yang rame-rame "nyaleg" sekarang ini tentu tidak pernah membayangkan bagaimana kehidupan sebagai seorang wakil rakyat atau politikus. Yang ada dalam angan mereka adalah jadi wakil rakyat identik dengan gaji gede, pendapatan sangat gede, fasilitas bejibun, dihormati aparat, bisa ngomelin pejabat dll tentu yang enak-enak. Padahal faktanya tidaklah selalu demikian indah. Jadi politikus itu berat buat pemula. Politikus adalah orang yang rela meninggalkan perasaannya demi kepentingannya. Maka tak heran para politisi ulung yang sering kita lihat di media saling mencaci dan memusuhi bisa saja beberapa jam kemudian duduk bersama, makan bersama bahkan berangkulan sambil tertawa seolah tak ada kebencian diantara mereka demi kepentingan, demi deal-deal politik tertentu. Ya begitulah politikus. Tapi sekarang ini saya sulit menemukan caleg yang bener-bener bisa menjadi "politikus". Sepintas para caleg sekarang ini hanyalah mereka-mereka yang mencari "nafkah" dengan cara yang berbeda. Hampir tidak ada yang bener-bener mempunyai background politik yang kuat. Sudah tidak rahasia lagi siapapun bisa menjadi caleg di beberapa partai tertentu asal mau mengeluarkan sejumlah fulus untuk keperluan itu. Tetangga saya dulunya hanya seorang penjual toko kelontong yang gak pernah keluar rumah, jarang bergaul, jarang ikut kerja bakti, sekarang menjadi caleg partai "abal-abal". Saya dengar dia jual tanah sebelah rumah untuk membiayai semuanya. Semua dengan uang bisa jadi caleg. Ya tentu hal ini tidak bisa dihindari. Seperti mesin yang perlu oli, Politik memerlukan uang untuk memuluskan gerak. Dengan uang gerakan yang sedikit saja bisa mendapatkan impact yang besar, semua karena uang. Tanpa uang gerakan politik jadi seret bahkan bisa saja mandek. Lalu bagaimana nasib para caleg yang tanpa background ideologi atau pengalaman politik yang cukup tapi hanya modal punya duit buat mendaftar dan bikin beberapa lembar poster untuk dipasang di depan rumah tetangga? Ya tentunya harap-harap cemaslah caleg yang demikian ini. Artinya mereka sebenarnya sedang bermimpi untuk sesuatu yang sangat amat sangat jarang bisa didapatkan. Lebih lugasnya mereka berharap ada pemilih yang "keseleo" tangan sehingga mencontreng namanya. Yaa Judi...berjudi dengan mimpi..itulah karakter umum caleg 2009.

Tidak ada komentar: